02/01/14

Tahun Baru, "Harga Sewa" ABG di Malang Naik

Bisnis prostitusi yang menjadikan siswa SMA sebagai pekerja menjadi fenomena yang tidak asing dewasa ini, termasuk di Malang. Hal ini tentu cukup menyedihkan bagi sebagian besar orang tua di kota wisata terbesar di Jatim ini. Saat ini memang wanita penghibur dengan usia yang masih muda seringkali diburu oleh para pria penikmat dunia.

Bahkan saking tingginya permintaan, order sudah ditutup menjelang tahun baru. Saat ini para "GM" sudah tidak lagi menerima pesanan. Salah satu GM bernama Mono yang kami temui juga mengatakan bahwa semua sudah full booked alias sudah tidak ada stok cewek ABG lagi.

Menurut Mono, tarif jasa penghibur muda ini tidaklah murah. Apalagi di malam tahun baru, lonjakan tarifnya sangat tinggi. Untuk kencan singkat bisa mencapai 1 juta hingga 1,5 juta rupiah. Sedangkan untuk kencan panjang atau sekitar satu hari, sampai berkisar 3 juta rupiah.

Selain bisa dipesan melalui GM atau germo, ada juga pelajar yang mencari pelanggan di jalanan. Seringkali jalan Ijen menjadi tongkrongan mereka, yakni di pinggir jalan dan warung-warung. Tarif yang ditawarkan sangat fleksibel, bahkan tidak sedikit dari mereka yang mematok tarif cukup rendah. Usia mereka relatif belia, yakni 14-16 tahun.

Seorang cewek penghibur remaja, sebut saja namanya Dina, mengaku bahwa pergaulan di kawasan yang lebih dikenal dengan nama museum adalah penyebab dirinya terjerumus dalam kehidupan hitam prostitusi. Kawasan itu bukan satu-satunya tempat mangkal Dina dan kawan-kawan, namun juga di kawasan Bumiayu dekat gelanggang olahraga.

Di kawasan ini, Dina dan kawan-kawan seringnya bergaul dengan pembalap jalanan. Bahkan banyak diantara teman-teman Dina yang dijadikan piala bergilir bagi pembalap jalanan yang memenangkan taruhan. Remaja putus sekolah SMP itu tahu bahwa praktik prostitusi di tempat tersebut sangat bebas, namun dirinya tidak mau jika dijadikan piala bergilir.

"Tapi aku ndak pernah mau. Aku hanya mau kalau diajak jalan saja, yang penting dolan," kata remaja 15 tahun itu. Ditanya soal tarif, Dina mematoknya di kisaran Rp 500.000,-

Nah, bagaimana menurut pendapat anda?

Disadur dari: Tribun News

Tidak ada komentar: